Senin, 03 November 2008

KOMISI KE-LDK-AN

A. PENDAHULUAN

Komisi ini merupakan komisi yang sangat strategis, karena disinilah dapur LDK diolah dan diserap. Permasalan- permasalan LDK dan jaringannya, FSLDKN akan banyak dibicarakan di komisi ini. Dalam menghadapi tantangan ke depan, LDK diharapkan mampu menjawab tuntutan masyarakat yang membuat LDK harus menglami akselerasi. LDK harus mampu menjadi lembaga yang memproduksi kader-kader unggulan yang memiliki basis kompetensi keilmuan yang memadai dan dibutuhkan masyarakat.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Membangun LDK yang memiliki profesionalisme lembaga dan SDM yang kuat
2. Menjadikan LDK sebagai lembaga yang berkontribusi dalam menciptakan kader-kader bangsa yang dibutuhkan masyarakat
3. Memperkuat jaringan dan solidaritas LDK.

C. REKOMENDASI

C.1. JARINGAN DAN KOMUNIKASI

C.1.1. LATAR BELAKANG

1. Pentingnya untuk membangun jaringan dan komunikasi di FSLDKN yang kuat

2. Komunikasi yang terjalin saat ini kurang lancar

C.1.2 SOLUSI

1. Pembuatan sarana informasi FSLDK misal : website, PO BOX,dll

2. Memaksimalkan sarana dan prasarana yang telah dibangun selama ini untuk jaringan dan komunikasi misal: alur komunikasi, puskomdays se-Indonesia, mailist dan chatting

Alur komunikasi :

Puskomnas

Puskomda

LDK

3. Optimalisasi peran Puskomnas, Puskomda, dan LDK dalam merealisasikan agenda FSLDKN

4. Membangun jaringan dengan elemen-elemen diluar LDK

C. 2. OPTIMALISASI PENERJEMAHAN PERAN LDK

C2.1. LATAR BELAKANG

Munculnya problematika umat yang sangat kompleks, sehingga menuntut peran lebih LDK dalam kontribusinya menyelesaikan masalah-masalah umat yang beraneka ragam

C.2.2. SOLUSI

Mengoptimalkan peran LDK dalam hal :

1. Dakwah

2. Syiar

3. Pelayanan sosial keumatan

a. Kemiskinan

Kemiskinan salah satu musuh besar umat Islam. Rasulullah pernah menyatakan bahwa “Kefakiran dapat menyeret manusia kepada kekufuran”. Banyaknya kasus pe,murtadan disebabkan karena kemiskinan. Kemampuan ekonomi yang tidak merata diantara umat Islam pun cukup terlihat. Zakat, infak, dan shodaqoh merupakan solusi terbaik yang dapat digulirkan untuk mengentaskan kemiskinan dan mengikis kesenjangan ekonomi umat. LDK diharapkan dapat memulai kembali kampanye zakat, infak, dan shodaqoh (ZIS) di lingkungan kampus pada khsususnya kepada civitas akademika dan kepada masyarakat pada umumnya. Baik secara sendiri dengan mengatasnamanka LDK maupun bekerjasama dengan badan / lembaga / unit ZIS yang ada di kampus.

b. Desa Binaan

LDK sangat memungkinkan untuk memiliki desa binaan sebagai upaya penyebaran nila-nilai keislaman tidak hanya di lingkungan kampus, disamping untuk melatih kemempuan dakwah pasca kampus (Dakwah profesi/dakwah masyarakat). Adapun desa yang diutamakan desa yang terindikasi adanya upaya pemurtadan.

4. Keilmuan dan ketrampilan

5. Kewirausahaan

C.3. PENDAMPINGAN LDK

C.3.1. LATAR BELAKANG

1. Tidak semua LDK memiliki kemampuan, sistem keorganisasian, dan SDM yang sama

2. Adanya keinginan agar LDK yang mandiri mampu memberikan pendampingan kepada LDK yang pemula, agar tercipta sinergisitas dalam gerak dan menciptakan kemajuan bersama

3. Pendampingan LDK menjadi kerja utama FSLDK untuk peningkatan kualitas dan kuantitas LDK

4. Adanya LDK yang belum legal

C.3.2. SOLUSI

1. Meningkatkan dan mengutamakan pendampingan LDK yang lebih professional dan terprogram, seperti menindaklanjuti buku Standarisasi Pelatihan Manajerial Nasional (SPMN) Risalah Manajemen Dakwah Kampus.

2. Memanfaatkan jaringan yang sudah ada untuk melakukan pendampingan

3. Mempererat silaturahmi antar LDK, terutama yang didampingi dengan LDK pendampingnya

4. Mengaplikasikan konsep legalitas LDK

C.4. REVOLUSI AKADEMIK

C.4.1. LATAR BELAKANG

1. Secara fungsi dakwah kampus yang belum tertangani dengan sistematis adalah fungsi akademis

2. Tantangan perguruan tinggi yang makin pragmatis menuju dunia kerja ditambah dengan masa kuliah yang semakin pendek dengan jadwal yang padat, harus dijawab dengan da’wah kampus berbasis kompetisi

3. Tahap pasca dakwah kampus adalah dakwah profesi baik secara akademis, kewirausahaan maupun professional, maka diperlukan persiapan untuk menghadapinya

4. Jaringan di dunia akademis yang tanpa tapal batas, dapat berkembang dalam bentuk ikatan, asosiasi atau lembaga-lembaga atas dasar bidang akademik tertentu

5. Adanya kebutuhan dakwah di tingkat da’wah yang lebih luas maka dibutuhkan SDM, konsep dan infrastruktur yang matang

C.4.2. SOLUSI

1. Membangun wacana dan mengembangkan paradigma revolusi akademis LDK

2. Mengembangkan syiar-syiar akademis

3. Optimalisasi dan realisasi konsep Dakwah Kampus Berbasis Kompetensi (DKBK)

C.5. LDK INDONESIA BAGIAN TIMUR

C.5.1. LATAR BELAKANG

1. Sebagian besar LDK di Indonesia Bagian Timur masih tergolong LDK pemula dan madya, SDM kurang dan kemampuan manajerial organisasi masih lemah. Ada semacam kesenjangan yang cukup besar dengan kondisi LDK di daerah lain

2. Masih kurangnya perhatian dari FSLDKN terhadap peningkatan kualitas LDK Indonesia Bagian Timur, padahal tantangan dakwah di Indonesia Bagian Timur cukup besar

C.5.2. SOLUSI

1. pembagian wilayah Puskomda dengan lebih efektif berdasarkan luas geografis.

2. penunjukkan BP khsuus oleh Puskomnas untuk LDK Indonesia bagian Timur

C.6. MENTORING ATAU ASISTENSI AGAMA ISLAM

C.6.1. LATAR BELAKANG

1. Kebutuhan universitas atau lembaga pendidikan untuk membentuk mahasiswa yang berakhlak, intelek dan religius

2. Semakin berkembangnya fikroh-fikroh yang tidak Islami

C.6.2. SOLUSI

1. Penerapan mentoring di setiap kampus yang disesuaikan dengan kondis kampus masing-masing

2. Perumustan strategi dan atau arahan dalam melaksanakan mentoring dari Puskomnas

 
Free PALESTINE MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com